Bila anda ingin mulai berusaha sendiri, namun tidak memiliki gagasan besar tentanng apa yang harus anda buat janganlah takut dan janganlah mundur. James C. Collins dalam bukunya yang sangat terkenal Built to Last dengan gamblang menyatakan bahwa gagasan besar tidak diperlukan untuk mendirikan Perusahaan Besar. Kebutuhan akan gagasan besar untuk memulai suatu usaha sesungguhnya adalah mitos belaka. Berikut ini adalah beberara orang besar dalam bisnis yang sama sekali tidak mempunyai gagasan besar saat mendirikan usaha.
J.W Marriott Pendiri Hotel Marriott, memulai usahanya dengan membuka kios minuman ringan.
Masaru Ibuka dan Akio Morita Pendiri Sony Corporation, mereka tidak tahu secara jelas produk apa yang harus mereka buat, bahkan mereka mempertimbangkan usaha membuat sup dan buncis untuk menutup biaya operasi perusahaan.
Sam Walton Pendiri jaringan Wal-Mart, ” saya tidak mempunyai visi mengenai bisnis apa yang akan saya mulai,” demikian komentar Walton saat wawancara dengan NEW York Time.
Bill Hewlett dan Dave Packard Pendiri Hewlett Packard, mereka memutuskan untuk mendirikan perusahaan dulu, baru setelah itu memikirkan produk apa yang akan mereka ciptakan. Awal usahanya mereka membuat alat untuk memaikan bowling, tempat kencing, dan mesin penurun lemak. Semuanya itu gagal di pasaran. ( Jangan mau jadi paku, jadilah palu)
Minggu, 01 Juni 2008
SELALU BERFIKIR SEDERHANA
Pakar Manajemen Jack Trout dalam bukunya The Power of Sim Plicity menganjurkan kita untuk senantiasa berfikir sederhana dan fokus. Menurutnya banyak sekali perusahaan yang sukses karena gagasan yang simpel dan jauh dari keunikan.
Trout menekankan bahwa kebanyakan orang sangat mengagumi kompleksitas meskipun mereka tidak memahaminya. Pemikiran kompleks sering dianggap pemikiran jenius, sedangkan pemikiran sederhana selalu harus menuai berbagai kecaman antara lian:
1. Akan disebut bodoh, karena diperlukan pemikiran yang lebih pintar.
2. Akan dituduh tidak memahami karena masalah kompleks harus diberi solusi yang kompleks juga.
3. Akan diteriaki ” kami semua sudah tahu”, karena jawaban sederhana sering dianggap dangkal dan dungu.
4. Akan dianggap malas, karena pemikiran kompleks sering dianggap lebih membutuhkan kerja keras ektra, pemikiran sederhana adalah amatiran dan tidak banyak menyita waktu.
”Tetaplah berfikir sederhana , orang yang sukses pada hakekatnya adalah pemikir-pemikir sederhana, demikian kata Trout.
Trout menekankan bahwa kebanyakan orang sangat mengagumi kompleksitas meskipun mereka tidak memahaminya. Pemikiran kompleks sering dianggap pemikiran jenius, sedangkan pemikiran sederhana selalu harus menuai berbagai kecaman antara lian:
1. Akan disebut bodoh, karena diperlukan pemikiran yang lebih pintar.
2. Akan dituduh tidak memahami karena masalah kompleks harus diberi solusi yang kompleks juga.
3. Akan diteriaki ” kami semua sudah tahu”, karena jawaban sederhana sering dianggap dangkal dan dungu.
4. Akan dianggap malas, karena pemikiran kompleks sering dianggap lebih membutuhkan kerja keras ektra, pemikiran sederhana adalah amatiran dan tidak banyak menyita waktu.
”Tetaplah berfikir sederhana , orang yang sukses pada hakekatnya adalah pemikir-pemikir sederhana, demikian kata Trout.
Berhektar-hektar berlian
Seorang petani tiba-tiba menjadi penuh semangat dan sangat terpesona ketika seorang pemuka agama singgah di pertaniannya. Pemuka agama ini menceritakan bahwa di Benua Afrika terdapat ladang Intan yang telah merubah nasib banyak orang sehingga mereka menjadi orang-orang kaya.
Tanpa berfikir panjang, petani ini lalu menjual ladangnya kepada petani lain. Dari uang hasil penjualan ini ia membentuk satu kelompok untuk berangkat ke Afrika . Tujuannya adalah agar ia bisa meraih kehidupan dengan kekayaan yang luar biasa.
Bertahun-tahun ia mencari intan di afrika, namun tetap tidak di temukan. Akhirnya uangnya habis, rombongannya pun mneinggalkannya. Dalam keadaan sendirian dan putus asa, ia terjun kelaut dan mati terbenam.
Sementara itu, petani yang membeli ladangnya sedang memberi minum keledai di air yang mengalir di ladang. Petani ini menemukan sebongkah batu aneh yang memancarkan cahaya. Petani ini membawa batu ini pulang dan menyimpannya selama berulan-bulan.
Suatu hari pemuka agama itu datang berkunjung. Dia sangat terkejut melihat batu yang di temukan oleh petani ini. ”ini adalah intan yang nilainya sangat mahal,” kata pemuka agama itu, diamana kamu menemukannya?.
Petani itu lalu membawa si pemuka agama ke ladangnya dan berkeliling di sana. Saat itulah mereka menemukan satu intan lagi, lagi, lagi dan lagi. Ternyata ladang yang ditinggalkan petani yang pertama adalah ladang intan yang tak terkira nilainya.
Moral cerita ini adalah ladang intan kita mungkin terletak tepat di bawah kaki kita. Yang di perlukan adalah mengenalinya dan kemudian menggosokkannya hingga berkialauan. ( Jangan mau jadi paku, jadilah palu)
Tanpa berfikir panjang, petani ini lalu menjual ladangnya kepada petani lain. Dari uang hasil penjualan ini ia membentuk satu kelompok untuk berangkat ke Afrika . Tujuannya adalah agar ia bisa meraih kehidupan dengan kekayaan yang luar biasa.
Bertahun-tahun ia mencari intan di afrika, namun tetap tidak di temukan. Akhirnya uangnya habis, rombongannya pun mneinggalkannya. Dalam keadaan sendirian dan putus asa, ia terjun kelaut dan mati terbenam.
Sementara itu, petani yang membeli ladangnya sedang memberi minum keledai di air yang mengalir di ladang. Petani ini menemukan sebongkah batu aneh yang memancarkan cahaya. Petani ini membawa batu ini pulang dan menyimpannya selama berulan-bulan.
Suatu hari pemuka agama itu datang berkunjung. Dia sangat terkejut melihat batu yang di temukan oleh petani ini. ”ini adalah intan yang nilainya sangat mahal,” kata pemuka agama itu, diamana kamu menemukannya?.
Petani itu lalu membawa si pemuka agama ke ladangnya dan berkeliling di sana. Saat itulah mereka menemukan satu intan lagi, lagi, lagi dan lagi. Ternyata ladang yang ditinggalkan petani yang pertama adalah ladang intan yang tak terkira nilainya.
Moral cerita ini adalah ladang intan kita mungkin terletak tepat di bawah kaki kita. Yang di perlukan adalah mengenalinya dan kemudian menggosokkannya hingga berkialauan. ( Jangan mau jadi paku, jadilah palu)
Langganan:
Postingan (Atom)